Buku Abu Peulekung

Abu Habib Muda Seunagan atau Abu Peulekung, dilahirkan di desa Krueng Kulu Kecamatan Seunagan, Nagan Raya.
Abu Habib Muda Seunagan adalah seorang guru atau mursyid Thariqat Syattariah. Habib Muda Seunagan dikenal oleh masyarakat Aceh sebagai seorang ulama besar, juga dikenal sebagai seorang pejuang yang gagah berani melawan penjajah Belanda.


Semasa kecil sampai tumbuh dewasa, Habib Muda Seunagan bermukim ke Tadu Atas Kecamatan Kuala, pada saat itu Belanda mulai menyerang Seunagan. Selang beberapa tahun kemudian, Habib Muda Seunagan mulai terjun langsung untuk melawan penjajah Belanda yang dikomandoi oleh orang tuanya Habib Syaikhuna Muhammad Yasin.
Dalam pertempuran di Desa Alue Bata, Tadu Atas, ibunda Abu Habib Muda Seunagan meninggal dunia dalam baku tembak dengan pasukan Belanda. Sementara Habib Muda Seunagan terkena peluru pasukan Belanda dibagian dahi, namun beliau masih hidup.

Ketika Agresi Militer Belanda II meletus, dalam sebuah pertempuran di Sidikalang Tapanuli, Habib Muda Seunagan mengirim 150 lebih pasukan laskar jihad dari orang-orang yang terpilih dan terlatih. untuk menghadapi pasukan Belanda.

Saat Agresi Militer Belanda, Aceh cukup gencar mengirim pasukan jihad ke Sumatera Utara untuk membantu perlawanan dengan Belanda, pada saat itu Tengku Muhammad Daud Beureueh menjabat sebagai Gubernur Aceh, juga sebagai Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Karo, maka menjadi kewajiban bagi Aceh untuk membantu Sumatera Utara. Sementara Belanda tidak berani lagi kembali ke Aceh, karena Belanda punya pengalaman pahit dengan Aceh (perang 1873-1942).

Namun, Abu Habib Muda Seunagan pernah berbeda pandangan dengan Tengku Muhammad Daud Beureueh ketika terjadinya DI/TII Aceh. Daud Beureueh yang saat itu kecewa dengan Soekarno yang mengingkari janjinya sendiri, membentuk DI/TII Aceh untuk melawan Pemerintah Soekarno. Sikap Daud Beureueh yang membentuk Negara Islam Aceh ini mendapat tentangan dari Abu Habib Muda Seunagan.
Dalam rapat umum di Dese Peuleukung pada 17 November 1953 yang dihadiri oleh puluhan ribu masyarakat, dengan tegas Abu Habib Muda Seunagan menolak gagasan dari Tengku Muhammad Daud Beureueh tersebut. Setelah itu, Abu Habib Muda Seunagan langsung membentuk “Pagar Desa” diberbagai daerah yang menjadi basis pendukungnya. Sikap Abu Habib Muda Seunagan ini sebagai bentuk komitmen, kecintaan, dan tetap setia kepada Republik Indonesia. Karena beda pandangan antara Abu Habib Muda Seunagan dengan Teungku Muhammad Daud Beureueh ini, mengakibatkan bentrokan antara dua pasukan tersebut yang berujung dengan peristiwa berdarah antara sesama Rakyat Aceh.

Atas perjuangan dan jerih payah serta ketulusan hati beliau itu pula, Abu Habib Muda Seunagan dipanggil ke Istana Negara oleh Soekarno. Dalam pertemuan di Istina Merdeka itu, Soekarno meminta nasehat kepada Abu Habib Muda Seunagan selaku ulama dan orang yang dituai dalam merumuskan dan mengambil kebijakan, terutama yang berkaitan dengan konflik di Aceh. Abu Habib Muda Seunagan menyarankan agar dalam menyelesaikan masalah Aceh, Pemerintah Pusat lebih menggunakan pendekatan kemanusiawan dan bukan dengan cara pendekatan militeristik.

Pada masa Pemerintahan Orde Baru, Abu Habib Muda Seunagan juga aktif dan terlibat langsung dalam memenangkan Partai Golkar pada pemilu 1977 di Propinsi Aceh. Menurut catatan keluarga beliau, dalam waktu singkat sebanyak 25.000 orang murid Abu Habib Muda yang ada di Aceh Barat dan Aceh Selatan di daftarkan pada Partai Golkar sebagai anggota.

Diakhir hayatnya, Abu Habib Muda Seunagan masih sempat menerima kunjungan dari berbagai pihak di rumah kediamannya di Desa Peuleukung, salah satunya adalah Panglima Kodam I/Iskandar Muda yang pada saat itu masih dijabat oleh Brigjend Aang Kunaifi. Setelah Abu Habib Muda Seunagan meninggal dunia pada tahun 1972, maka sejak saat itulah seluruh tugas dan amanahnya dilanjutkan oleh salah satu putranya bernama Abu Habib Qurisy.
Jenazah Abu Habib Muda Seunagan dimakamkan di Desa Peuleukung, Nagan Raya, Aceh. Mengingat besarnya jasa-jasa Abu Habib Muda Seunagan baik untuk Aceh maupun Indonesia, Pemerintah RI yang saat itu (Presiden B.J Habibie) menganugerahi Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama kepada Abu Habib Muda Seunagan sebagai seorang pejuang kemerdekaan yang mempunyai komitmen kuat dan setia demi tetap tegaknya NKRI.

Semoga Bermanfaat..!

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Buku Abu Peulekung"

Post a Comment